Minggu, 15 Mei 2011

Pengertian Da’wah
Da’wah berasal dari kata da’a, yad’u yang berarti panggilan, ajakan, dan seruan. Sedangkan da’awah sendiri merupakan unsure yang bermakna mengajak, meminta, memaggil, dan menyeru. Da’wah secara makro, dalam bahasa Muhammad Ali Aziz, berarti berupaya melakukan pembebasan ummat manusia secara fundamentalis, yaitu aktualisasi teologis (iman yang dimanifestasikan dalam system kegiatan dalam bidang social kemasyarakatan). Sesungguhnya da’wah mwruppaka sebuah aktifitas dan upaya untuk mengubah manusia baik individu maupuan kolektif dari situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik. Situasi yang lebih baik yang dimaksud dalam keberislaman setelah kejahiliaan, kesyukuran setelah kekufuran, kesadaran setelah kelupaan, dan kesempuranaan setelah kekurangan.
Da’wah isalam yang dimaksud memiliki tiga pengertian pokook mendasar yaitu proses penyampaian agama, penyampaian dari amar ma’ruf nahi munkar, dan dilakukan secara sadar dengan tujuan terbentukanya suatu individu atau masyarakat yang taat dan mengamallkan sepenuhnya seluruh ajaran dinul islam.
Berda’wah kata kuncinya adalah menda’whi diri sendiri. Ketika sinkron antara lisan, hati dan sikap, pada saat itulah da’wah punyakekuatan. Tetapi ketika sibuk dengan memperbaiki kata atau dengan aktifitas lahir, tapi hati tidak ikut, pada saat itulah da’wah akan menjadi sangat tumpul dan dangkal. Tapi diantara tiga hal, lisan, sikap dan hati, maka hatilah kuncinya.
Hati yang benar-benar murni niatnya, lillahi ta’ala itu yang benar-benar asli dari lubuk hati yang terdalam. Da’wah adalah untuk taqarrub kepada allah SWT. Karena yang paling tahu kebenaran adalah allah. Allah udah janji “ Walladzina jahadu fina lanahdiyannahum sabulana.” (Q.S. al-ankabut : 69), allah akan lebih bersungguh-sungguh menuntun orang yang sungguh-sungguh. Artinya hati yang lurus mau kepada allah itulah yang akan mendapat bimbingan. Adapun objek da’wah adalah amanah dari allah, satu-satunya yang bisa membuka hati orang adalah allah, bukan da’wah kita. Sehingga tidak boleh terselib ujub, merasa jago, sudah mampu berda’wah, jangan terselip taqabur, meremehkan siapapun, karena boleh jadi yang belum paham islam sekarang, besoklusa jauh lebih tinggi derajatnya disisi allah, begitu pula sebaliknya.
Tujuan Da’wah Kampus
Mahasiswa adalah kelompok terpilih yang intelek. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi kita . mampukah kita yang berjumlah sedikit ini melakukan perubahan signifikan terhadap masyarakat, baik ketika masih berstatus mahasiswa maupun ketika telah menjadi alumni.
Da’wah kampus mempunyai urgensi yang sangat besar. Da’wah kampus bukanlah aktifitas oraganisasi biasa, ini adalah bagian dari pembangunan peradaban sehingga kita perlu untuk menjalaninya. Semakin banyak mahasiswa yang tercerahkan berkat da’wah yang kita lakukan, maka akan semakin besar manfaatnya bagi perbaikan bangsa kedepan.
Untuk itu perlu kiranya kita memahami tujuan da’ah kampus, yaitu:
• Suplai alumni yang berafiliasi terhadap islam
Bagaimana da’wah kampus mampu mensuplai dan mencetak alumni yang mempunyai afiliasi terhadap islam? Parameter afiliasi dalam hal ini adalah seseorang tidak menolak kebaikan, menolak kemungkran, serta tidak menentang ajaran islam. Suplai alumni ini tentu tidak sekedar berupa alumni biasa, tapi sangat diharapkan pula berupa mereka yang kompeten dalam bidang keilmuannya. Perlu diingat bahwa kampus tidak melahirkan sosok ustad atau kyai. Da’wah kampus diharapkan dapat melahirkan sosok teknokrat muslim, cendikiawan muslim, ilmuwan muslim, desainer muslim, seniman muslim, pengusaha muslim, dan sosok intelektual muslim lainnya. Dengan demikian tak dapat dipungkiri lagi bila penguasaan terhadap ilmu yang ditekuni di bangku kuliah menjadi mutlak harus dikuasai oleh setiap muslim.
• Transformasi masyarakat menjadi masyarakt madani
Kampus adalah miniature dari kehidupan di dunia nyata. Dengan segala realita dan heterogenitas yang ada di dalamnya, kampus telah berkembang menjadi laboratorium mini bagi para pemimpim masa depan bangsa. Maka tidak mengherankan bila ada yang mengatakan bahwa “ketika anda bias memimpin mahasiswa di kampus, maka anda bias memimpin Negara”. Oleh karena itu pemahamann yang kuat serta eskalasi gerakan yang jelas menuju kampus madani per;u dirumuskan sesegera mungkin, agar jelas platform da’wah yang ada di kampus masing-masing.
• Penyedia unsur-unsur perbaikan negara
Dalam da’wah kampus mahasiswa tidak hanya disisapkan kompetisisnya, tetapi juga disiapkan pemahamannya dalam berda’wah kepada masyarakat.
Pada akhirnya memang da’wah kampus dituntut agar dapat menghasilkan alumnus-alumnus yang dapat memberikan kontribusi dalam rangka perbaikan bangsa. Yang menjadi penekan dalam hal ini adalah bagaimana agr sejak dini setiap individu aktifis da’wah dapat memiliki visi yang jelas terhadap kehidupan dan masa depannya. Akan jadi apa ia, bagaimana mewujudkannya, serta kapasitas diri apa yang perlu ia siapkan untuk dapat mewujudkan cita-cita tersebut.
Makna da’wah
Seorang aktivis da’wah kampus haruslah menyadari beban nama yang elekat pada dirinya. Aktifis adalah title tidak tretulis bagi seorang yang dalam hidupnya selalu bergerak, dan penuh inisisatif. Da’wah ialah aktifitas yang ia lakukan. Da’wah ia jadikan arus utama arah gerakannya. Serta alasan untuk mengispirasi. Kampus adalah ruang lingkup aktivitas da’wah yang ia lakukan. Artinya menjadi tanggung jawab moral bagi dirinya untuk berda’wah.
Berda’wah kepada manusia merupakan suatu keunikan. Pada hakikatnya setiap manusia itu berbeda. Mereka miliki taste dan preference tersendiri. Bisa jadi setiap manusia cara sendiri pula dalam berda’wah dan dida’wahi. Artinya setiap manusia memiliki pintu masuk hidayah yang berbeda. Semua orang punya lasan dan sebab untuk dapatkan hidayah sehingg mereka berubah dengan cara yang berbeda. Inilah keunikan da’wah yang kita lakukan.
Berda’wah membutuhkan hati yang bersih, karena dengan hati yang bersih pulalah apa yang kita sampaikan akanmampu menyentuh dann membuka hati objek da’wah kita. Sesungguhnya hanya allah-lah yang maha mem-bolak-balikkan hati. Kedekatan kita dengan allahlah yang mampu melapangkan hati kita untuk dapat memberikan ynag terbaik, dan menerima keindahan islam dengan sempurna.
Komitmen dengan sikap terbaik……
Perjalanan kehidupan mengajarkan bahwa hanya dengan bersikap baik kita akan diterima. Hanya yang berlaku baik yang akan dihormati. Hanya yang tidak berlaku jahat yang akan diberi kebaikan. Keselamatan selalu berada bersama kebaikan. Orang-orang baik adalah orang-orang yang akan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.
Komitmen dengan sikap terbaik bukan sesuatu yang mudah dilakukan. Tetapi keberhasilan untuk dengan sikap terbaik ini pasti membuahkan hasil yang tidak sedikit. Bukankah allah SWT. Menjadikan keistiqamahan sebagai tanda diterimanya iman. Keistiqamahan atau komitmen kita di jalan da’wah ini jauh lebih baik dari pada ibadah seribu tahun. Komitm,en dengan sikap mulia akan menghsilkan kemuliaan yang tiada bandingannya.
Da’wah kampus juga membutuhkan komitmen terhadap sikap terbaik. Sebab sejarah telah membuktikan bahwa hany dengan komitmen dengan sikap terbaiklah kemenangan akan digapai dan keberhasilan akan tercapai. Di antar sikap terbaik yang mesti kita komitmen terhadapnya adalah :
• Komitmen bahwa perjuangan ini semata-mata dilaksanakan demi allah SWT.
• Komitmen terhadap pilihan berjamaah
• komitmen untuk saling melengkapi bukan terpecah
• Komitmen terhadapusaha pencarian jati diri
Imam syahid hasan al-banna dalam salah satu tulisannya menjelaskan bahwa dalam menyongsong kebangkitan dan proyek pembaharuan, “sebuah pemikiran dapat diwujudkan jika tersedia sebuah keyakinan kuat padanya, keikhlassan dalam berjuang di jalannya, gelora semangat yang terus bertambah, serta kesiapan beramal dan berkoraban guna mewujudakannya. Jadi, keempat rukun tresebut adalah : keimanan, keikhlasan, semangat, dan amal”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman