Minggu, 30 Oktober 2011

KARAKTERISTIK DAERAH PENANGKAPAN IKAN

KARAKTERISTIK DAERAH PENANGKAPAN IKAN
Dalam usaha penangkapan ikan, mengenal daerah penangkapan merupakan hal yang mutlak. Mengoperasikan alat tangkap di suatu daerah penangkapan tanpa mengetahui sifat dan keadaan perairannya akan merupakan suatu usaha yang sia-sia, dengan resiko tidak mendapatkan ikan atau jaring akan tersangkut pada batu atau karang.
Daerah penangkapan ikan (Fishing ground) adalah suatu wilayah perairan dimana terjadi interaksi antara sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan dengan teknologi penangkapan untuk menangkap ikan tersebut. Perairan dimana terdapat banyak ikan bergerombol dan memungkinkan untuk dapat ditangkap dengan alat tangkap tertentu dinamakan daerah penangkapan potensial (2009.Musbir, dkk).
Kondisi suatu perairan untuk menjadi suatu daerah penangkapan ikan adalah sebagai berikut:
a) Wilayah perairan tersebut harus memiliki suatu kondisi yang menyebabkan ikan-ikan mudah berkumpul secara bergerombol, dimana perairan tersebut merupakan habitat yang baik untuk iksn.
b) Wilayah perairan tersebut merupakan suatu daerah yang aman untuk pengoperasian suatu alat penangkapan ikan.
c) Wilayah perairan tersebut merupakan suatu daerah penangkapan yang menguntungkan

A. Karakteristik Daerah Penangkapan Ikan Berdasarkan Alat Penangkapan Ikan
Meskipun beberapa spesies ikan selalu ada dan berkumpul di suatu perairan tertentu namun jika daerah tersebut sangat sukar dioperasikan dengan alat penangkapan ataupun jika usaha perikanan di daerah tersebut tidak dapat menutup ongkos-ongkos pengeluaran disebabkan sumber perikanannya hanya sedikit, maka daerah tersebut dapat dikatakan bukan perairan yang bagus untuk tujuan penangkapan.
Menurut alat penangkapan ikan yang dioperasikan, daerah penangkapn dapat dibedakan atas 6 bagian antara lain :


1. Fixed Trap Net Fishing Ground
Fishing ground pantai dengan kedalaman beberapa meter sampai maksimal 80 m. Fixed net ditempatkan di daerah ruaya ikan dan ikan akan terjebak di jarring
2. Lift Net Fishing Ground
Lift net atau bagan merupakan salah satu jaring angkat yang dioperasikan di perairan pantai pada malam hari dengan menggunakan cahaya lampu sebagai faktor penarik ikan. Konstruksi dasar perairannya harus berupa pasir atau lumpur karena sebagai penancap tiang pancang dari bagan tersebut. Kedalaman perairan itu sendiri berkisar antara 8 hingga 15 meter dari permukaan laut dengan arus lemah, Ikan dapat ditarik ke jaring karena faktor umpan atau cahaya.
3. Purse Seine Fishing Ground
Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya. Purse seine dapat digunakan pada fishing ground dengan kondisi yang jumlah ikan berlimpah dan bergerombol pada area permukaan air dan kondisi laut dalam keadaan bagus dan tenang. Kedalaman perairan yang dapat di operasiakan alat purse seine yaitu 15m-50m dari permukaan laut tergantung besarnya alat tangkap tersebut.
4. Trawl Net Fishing Ground
Didalam alat tangkap trawl yang memiliki syarat-syarat fishing ground, antara lain sebagai berikut:
a) Dasar fishing ground terdiri dari pasir, Lumpur ataupun campuran pasir dan Lumpur.
b) Kecepatan arus pada mid water tidak besar ( dibawah 3 knot ) juga kecepatan arus pasang tidak seberapa besar
c) Kondisi cuaca,laut, ( arus, topan, gelombang, dan lain-lain ) memungkinkan keamanan operasi
d) Perubahan milieu oceanografi terhadap mahluk dasar laut relatif kecil dengan perkataan lain kontinuitas recources dijamin untuk diusahakan terus-menerus
e) Perairan mempunyai daya prokdutifitas yang besar serta recources yang melimpah. (http://fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-ikan/alat-tangkap-trawl/)

5. Gill Net Fishing Ground
Fishing ground ini tergantung dari tipe jaring dan kedalaman perairan
• Surface gill net untuk menangkap ikan pelagic
• Drift gill net untuk menangkap ikan pelagic
• Bottom gill net untuk menangkap ikan demersal
• Surounding / Encircling gill net untuk menangkap ikan pelagic
• Gill net dioperasikan pada perairan dengan arus yang tidak kuat
Ikan akan terjebak, yaitu terjerat atau terpuntal Sangat efisien bila dioperasikan pada malam hari.
Pada umumnya yang menjadi fishing ground atau daerah penangkapan adalah daerah pantai, teluk, dan muara-muara yang mengakibatkan pula jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis. (http://fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-ikan/gillnet/)
6. Angling Fishing Ground
Menurut Hetharuca diacu dalam handriana 2007, daerah penangkapan ikan dengan menggunakan pancing merupakan daerah dimana oprasi penangkapan ikan berlangsung yang diduga tempat ikan-ikan bergerombol, biasanya daerah yang menjadi sasaran tangkapan adalah daearh dimana terdapat ikan tuna yaitu pertemuan antara 2 arus yang terjadi, tempat terjadinya Upwelling, konvergensi, dan divergensi yang merupakan daearh berkumpulnya plankton, perairan yang memiliki salinitas 34%, temperatur optimum berkisar anatar 150C-300C pancing tonda juga di operasikan di daerah tempat ikan-ikan pelagis. Pancing tonda dioprasikan dibeberapa daerah seperti india, pelabuhan ratu, teluk lampung, banda aceh dan lain-lain.
Jenisnya sangat bervariasi tergantung dari sasaran penangkapan Fishing ground dekat terumbu karang, kedalaman cukup, arus tidak kuat.
B. Karakteristik Daerah Penangkapan Ikan Berdasarkan Sumber Daya Ikan
Tingkah Laku Ikan dan Kondisi dari Daerah penangkapan Ikan Tidak dapat dikatakan bahwa ikan hidup dimana saja di seluruh lautan. Menurut spesiesnya, ikan didistribusikan secara horizontal atau vertikal di pada daerah batasan tertentu. Daerah penangkapan ikan juga berbeda menurut garis lintang dan garis bujur seperti kedalaman air di mana ikan berada.
Alasan utama kenapa spesies ikan tertentu berkumpul di daerah tertentu diperkirakan jadi seperti berikut :
a) Ikan memilih kehidupan lingkungan yang sesuai untuk spesiesnya.
b) Mereka memburu sumber makanan yang berlimpah.
c) Mereka mencari tempat yang sesuai untuk memijah dan berkembang biak.
Klasifikasi fishing ground berdasarkan spesies ikan
• Tuna dan skipjack fishing ground
Penyebaran ikan-ikan tuna di kawasan barat Indonesia terutama terdapat di Samudera Hindia. Di perairan ini terjadi percampuran antara perikana tuna lapisan dalam yang dieksploitasi dengan alat rawai tuna dengan perikana tuna permukaan yang dieksploitasi menggunakan alat tangkap pukat cincin, gillnet, tonda, dan payang
• Salmon fishing ground
Salmon kembali ke perairan air tawar yang deras untuk berkembang biak. Metode navigasi yang dilakukannya kemungkinan dilakukan dengan indra penciuman ikan tersebut. Setengah dari salmon dewasa akan mati dalam beberapa hari hingga minggu setelah berkembang biak.Jarak yang harus ditempuh salmon untuk mencapai tujuannya kerap sejauh 1.500 kilometer (930 mil), yang berarti menuntut perjalanan selama berbulan-bulan
Migrasi yang untuk mencari makanan disebut food-seeking ground (pencarian daerah makanan). Kemudian migrasi untuk memijah disebut spawning migration dan area perairan dimana mereka memijah disebut spawning ground (daerah bertelur /memijah). Selama mereka bermigrasi dan dalam pencarian makanan dan daerah memijah, ikan tersebut bergerombol bersama dalam kelompok yang padat. Tempat tersebut yang penuh sesak dengan ikan secara alamiah menjadi daerah penangkapan ikan yang bagus untuk nelayan. Peristiwa dari gerombolan ikan haring di awal musim semi adalah satu contoh yang bagus dari migrasi ikan untuk mencari tempat memijah.
Di samping jenis ikan tersebut diatas di mana terjadi migrasi yang besar, ada spesies ikan lainnya di mana telah tertentu pada suatu daerah terbatas di lautan. Radius pergerakan mereka terbatas. Jenis utama dari pergerakan mereka adalah secara vertikal, yang dimana, mereka berpindah antara dasar dan permukaan air pada siang hari atau malam hari. Ada juga beberapa spesies yang berpindah antara perairan pantai yang dangkal dan perairan lepas pantai yang dalam sepanjang musim. Jenis pergerakan ini disebut secara horizontal atau perpindahan kedalaman. Ikan yan tinggal menetap terus-menerus juga menjadikan daerah penangkapan ikan yang bagus untuk nelayan.
Kebanyakan gugus laut berada lebih dangkal dibandingkan 400 meter pada kedalaman. Asal usul gugus laut dibagi menjadi dua: vulkanik dan tektonik. Berbicara secara umum, bentuk dari kehidupan pada gugus laut adalah lebih berlimpah dan bervariasi daripada di continental shelf. Banyaknya perpindahan dan ikan demersal yang ditemukan di gugus laut membuatnya jadi suatu daerah penangkapan ikan yang bagus. Pengetahuan tentang oseanografi seperti itu akan bermanfaat ke arah peningkatan produksi perikanan.
C. Karakteristik Daerah Penangkapan Ikan Hubungannya dengan Habitat Ikan
Daerah penangkapan ikan di perairan pantai Pada keadaan normal, pesisir pantai memiliki banyak daerah penangkapan ikan yang bagus. Produksi perikanan dari daerah ini dengan baik meningkat dari tahun ke tahun. Daerah penangkapan ikan di perairan pantai termasuk meliputi usaha rumput laut, ikan dan kerang-kerangan dan untuk jenis yang khusus bergerak seperti ikan haring, ikan salmon, ikan ekor kuning, ikan tuna dan ikan laut air tawar yang mendekati daerah pantai untuk mencari makanan atau untuk memijah.
Daerah penangkapan ikan di perairan pantai ini mungkin dibagi lagi ke dalam trap-net (jaring perangkap) fishing ground, small trawling (pukat tarik yang kecil) fishing ground, driving in net fishing ground, beach seine (pukat pantai) fishing ground, hand purse seine (purse seine tangan) fishing ground, surrounding net (jaring lingkar) fishing ground, pole and line fishing ground, dan lain sebagainya.
Untuk tujuan konservasi sumberdaya perikanan di pesisir perairan pantai dan menjaga mutu dari daerah penangkapan ikan, ukuran harus diambil di sepanjang garis pembangunan pada pembatas di laut, penangkaran buatan dan melepaskan anak ikan lalu menjaganya. Ini juga sangat penting untuk pemeliharaan dan pembangunan dari nilai mutu dari daerah penangkapan ikan, untuk menghasilkan pemahaman dan kerja sama dari nelayan untuk konservasi sumberdaya perikanan sama halnya sesuai pengambilan keputusan dan manajemen dari administrasi perikanan
Daerah penangkapan ikan pelagis
Salah satu contoh ikan pelagis di Lautan Pasifik adalah ikan skipjack. Daerah penangkapan untuk ikan skipjack utamanya berlokasi pada lapisan subtropis yang konvergen yang dibentuk oleh pertemuan aliran arus hangat dan arus dingin. Spesies ikan lainnya yang bermigrasi, di kedua jenis arus hangat dan dingin, seperti ikan tuna dan ikan salmon, secara musiman naik menuju utara atau turun ke selatan untuk mencari makanan di dalam pusaran air atau arus rip yang dibentuk oleh pertemuan dua aliran arus.
Lebih lanjut, bentuk topografi yang rumit pada pantai dan perairan sampai kedalaman 200 meter di mana arus dasar laut naik keatas dan bercampur dengan massa air hangat pada bagian atas, menghasilkan plankton dalam jumlah yang sangat besar yang dimana mengundang ikan untuk bermigrasi dan menetap di sana. Area migrasi ikan skipjack, tuna dan salmon di Pasifik adalah sangat luas dan hampir tak terhingga dari bagian atas garis katulistiwa hingga ke perairan daerah utara.
Tapi hal itu harus diperhatikan bahwa daerah penangkapan ikan yang sesuai untuk spesies ikan pelagis adalah hampir terbatas pada daerah arus rip di perairan tersebut.
Daerah penangkapan ikan demersal
Pada continental shelf (paparan benua) di mana umumnya terdapat pada kedalaman 200 m adalah sangat sesuai untuk ikan demersal atau yang hidup di dekat dasar laut. Kolom perairan yang kedalamnya lebih dari 400 m adalah sangat tidak sesuai untuk ikan, kecuali beberapa spesies yang khusus. Makhluk hidup pada dasar laut termasuk yang selalu tinggal di satu tempat, meliputi pergerakan secara horizontal atau pada kedalaman dan pergerakan menuju daerah dangkal, atau secara musiman membuat suatu migrasi yang panjang. Pada continental shelf dimana terdapat pasir atau berbagai bahan organik lain yang mengalir dari perairan pantai lalu mengendap, sebagian besar menjadi pupuk dan sesuai untuk pertumbuhan plankton. Oleh karena manfaat dari daerah paparan (shelf), pada daerah pesisir pantai atau pintu masuk perairan adalah daerah penangkapan yang ideal untuk kerang-kerangan dan rumput laut, khususnya ikan-ikan kecil. Ketika melakukan penangkapan ikan, jaring yang tarik di dasar perairan (bottom drag nets) adalah yang paling sering digunakan. Beberapa spesies ikan pelagis mungkin tertangkap di perairan tersebut.
Tapi kolom perairan yang lebih dari kedalaman 800 meter, meskipun ada ditemukan beberapa spesies ikan, sangat tidak sesuai untuk digunakan sebagai daerah penangkapan ikan bukan hanya karena kesulitan dalam operasi penangkapan ikan tetapi juga jarangnya terdapatsumberdaya perikanan.
D. Karakteristik Daerah Penangkapan Ikan Hubungannya dengan Target Penangkapan
Daerah penangkapan ikan sering dibuat berdasarkan materi sebagai jenis ikan yang akan ditangkap, jenis dari alat tangkap yang digunakan, daerah perairan di mana usaha perikanan dioperasikan dan area lautan di mana usaha perikanan beroperasi :
1) Spesies dari ikan: tuna dan skipjack fishing ground, salmon fishing ground, dan sebagainya.
2) Jenis alat tangkap ikan: trawl fishing ground, long line fishing ground, fixed-net fishing ground, pole and line fishing ground, surrounding-net (jaring lingkar) fishing ground, dan sebagainya.
3) Kawasan perairan: daerah penangkapan dalam laut atau permukaan, daerah penangkapan yang dekat dengan pantai, daerah penangkapan pantai dan daerah penangkapan pada perairan darat.
4) Kawasan laut: daerah penangkapan di Pasifik Utara, daerah penangkapan di Laut China Selatan, daerah penangkapan di China Bagian Tenggara, dan lain sebagainya.

E. Karakteristik Daerah Penangkapan Ikan Hubungannya dengan Musim dan Cuaca
Musim dan cuaca akan berpengaruh terhadap dinamika sumberdaya ikan yang ada di perairan tersebut, juga akan mempengaruhi distribusi dan kelimpahan ikan serta potensi sumberdaya perikanan secara umum.
Secara umum kondisi Oseanografis perairan Indonesia dipengaruhi oleh musim timur dan barat sebagai akibat pergantian sistem tekanan udara di daratan Asia dan Australia. Kondisi perairan yang berubah – ubah sesuai musim tersebut baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi produktivitas perairan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap perilaku pengelompokkan ikan.
Menurut Badrudin (1985) dalam Widodo et. al. (1998) pada musim timur ada kecenderungan penggerombolan ikan di sebelah barat Tanjung Selatan dan Tanjung Puting, Selatan Kalimantan sedangkan pada musim barat ada kecenderungan penggerombolan ikan demersal di pantai timur Sumatera Selatan/Lampung. Belum diketahui secara pasti apakah kebiasaan menggerombol secara musiman tersebut lebih berkaitan dengan ketersediaan makanan atau mencari tempat untuk memijah atau untuk berlindung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman